WASIAT
lantaran wanti-wanti wasiat, ibu kami makamkan
di pekarangan belakang.
bukan karena tidak ada ruang. yang pasti tanah itu sangat lapang.
pun dia ingin kami, anak-anaknya, rajin datang mengulur tangan
membersihkan makam.
di hadapanku, piring bergambar bunga yang biasa dipakainya
di setiap perjamuan keluarga atau menerima tamu, penuh nasi,
ikan, dan sayur.
ibu mewariskan kesukaan sayur gambas ke kami.
untuknya, kami menanamnya di kebun belakang,
sekitar makamnya.
kini tangan-tangan gambas yang terus menjalar itu menggapai jendela
ruang makan. Dan setiap angin bertiup sedikit, tangan-tangan hijau surga
itu seperti melambai ke kami, mengucapkan selamat makan.
Bunyi Kota: 100 Tahun Musik Populer Makassar
3 years ago
0 comments:
Post a Comment