UNTUK SEORANG LELAKI YANG MENGHITAM  
fakhruddin bin muhammad

kesatu: untukku sisa satu, di ginjal yang ganjil

padaku ada tiga batu. bawalah pulang dua.
yang merah memang batu muda.
warnanya pun belum sempurna. masih menyala.
seperti segar darah.

aku temukan di sebatang sungai kurus
kelok kering yang merimbunkan bambu untukku
tempatku mengalirkan peluh
menimbun aduh.

yang hijau nyaris legam. warnanya sudah matang.
aku temukan pada kisar sebuah beranda, tempatku pulang.

gurat seutas yang melintas di punggung batu ini bagai jejak
para pencari. segala garis tipis lain menjadi bekas seacak
tempuhan kaki-kaki gemetar ini menyapu embun, di pundak bebukit
yang lelah aku hitung

padaku ada tiga batu. untukku sisa satu.
sebongkah ujung peluru mengganjal ginjalku
yang ganjil.


kedua: hikayat tubuh yang pernah rubuh
tubuh hitam ini pernah rubuh di sebuah subuh
mereka, para pencari itu, ingin mengutip
sehimpun suara-suara jangkrik dari ngarai-ngarai sempit
juga pekik orang-orang sakit, yang lari dari bukit ke bukit
dari intip ke intip

suara-suara itu kini terkumpul
dalam ginjal yang serupa dua pasang telinga ganjil
saling tangkup lalu menyusup
berdiam di pangkal perutku ia menggigil

2010

0 comments:

Lemari Pendingin