BARU SAJA,
DI KAMAR DAN DI TERMINAL

baru saja datang
berdiam di sudut-sudut kamar
mungkin unsur cuaca
tapi seperti senyap yang beringsut
dari kolong truk yang basah oleh hujan
atau sepi bahu jalan di sebuah terminal
yang penuh rumput
dan kehilangan gairah

aku tak pernah mau mengusiknya

tapi kenapa setiap pagi
setiap aku bangun
aku ngungun
kadang dia pergi
meninggalkan lumut di tembok kamar
atau bau hangus sesekali membuyar
[06.2003]


SENDAWA DAN MATA MELATA
setelah denting bening gelas beradu
ada sendawa di balik pintu
sebuah jam berdetak oleng aku pangku
aku tinju berluka gincu

matamu sinar mata melata
engkaukah Cleopatra
suaraku gagap meresap
seperti lumat mulut lumut pada tebing lembab

mata kucing memicing mata pancing
aku terkencing-kencing
aku jangan kau jemput
lumat mulut lumut

sebuah jam berdetak oleng aku pangku
berluka gincu.
[2000]


SUDRA KIBRA
Pecut lecut perintah
Kuda sapi dihela
Bajak menggembur tanah
Dataran itu jadi mukim jadi kota jadi gula
Seorang budak pertama—dengan kereta tua—dibawa ke sana

Dari sana ia kirim catatan
Karena terasa angin menghembus celaka
hujan meludah
belulang retak gemilang
meski lembu-lembu bergirang

Karena huruf-huruf telah tanggal beberapa
penuh kerut karena musim yang buruk, Kibra tiba
di gerbang kota. Dua bila rusuk, dari makam buyut,
menjadi sungut. Bulan bersinar surut dan lapar menurut.

Namun pelepah dan Kibra begitu rapuh
Tanpa kuda kaki ditentu tuju
Lembing mengepung dada
Di tanah lapang: umpat begitu riuh.

Hari menghukum
Menegang akar tangan di lubang pasungan
Angin menimpa kemarau
Angin menyapa pisau.
[03.2002]

0 comments:

Lemari Pendingin